Cerita
di WA
Grup MGM suka
muncul share leader leader
hebat. Sharing tentang suka duka jalankan
bangun relasinya.
Nah kali ini saya
share
sedikit
kisah leader dari komunitas tetangga/ saudara kita – Unisyn.
Tentang salah satu leadernya yang belum lama ini turut memberikan
Success seminar, namanya Dianty Aswita.
Beliau sharing tentang
keinginannya punya
mobil sendiri dan akhirnya
tercapai. Tanpa maksud pamer, dia cerita di
Success Seminar kita. Semoga jadi
penyemangat bahwa kita semua mempunyai peluang sama asalkan
mau jalankan SOP atau prosedurnya. Kita punya peluang
sama untuk membahagiakan keluarga. Berikut adalah kisahnya....
Cerita
di
siang itu, buka kisahnya, perasaan
saya
mulai
berdebar-debar, saat mbak
Tara -
sales Subaru menelepon
saya,
“bu
Dianty, unitnya
sudah
menuju rumah...” Wah!
Mobil yang gambarnya mirip yang saya tempel dalam Dream Book, saya
tak
percaya
akan
hadir!
Subaru
Forester,
warnanya pilihan saya, silver
metallic,...


Dulu di tahun tahun awal saya berlatih Uni-G dengan HD Coach, setiap kali saya pergi membeli bibit ikan mas atau gurame di daerah Cisaat atau Cibaraja, air mata saya beberapa kali menetes tanpa di ketahui orang. Entah sudah kali keberapa saya naik angkot. Terkadang saya tidur dan sewaktu terbangun saya ngeri sendiri, saya ini seorang gadis muda, amoy, diangkot yang terkadang sendirian tanpa penumpang lain. Kalau ingat soundnya terkadang menggelegar memekik di telinga, full dangdut...Ya Tuhan Yesus. Kuatkanlah hati ini. Saya bukan dangdut mania, di Unisyn saya diarahkan mencintai lagu lagu klasik dan jazz tapi setiap hari telinga ini di angkot dijejali dangdutan... Belum lagi asap rokok di angkot itu ...debu...
Sebagaimana diajarkan di Uniysn, saya butuh prospecting dan presentasi. Tas ransel selalu dipenuhi agenda, kartu nama dan info mengenai perikanan. Terkadang saya gunakan hari untuk prospecting di keramaian, harus naik motor (ojek, dulu belum ada online) dan bawa semua yang berat berat ke mana mana. Terbayang tidak? Kena Polusi, apalagi kalau macet, oh Lord! Mau tutup hidung tapi jadi kesusahan nafas. Belum lagi terkadang saya bawa whiteboard portable tapi tetap berat, untuk presentasi, jadi semakin berat beban untuk bahu saya. Pernah sudah tiba di tempat sampai tak bisa gerak ini pinggang. Kesemutan. Luar biasa HIDUP ini....
Terkadang cuma bisa bergumam saja...Bagus pasti rasanya kalau saya punya mobil. Bisa kesemua bahan presentasi dan kesemua muanya tinggal bruk di dalam mobil...
Dari Sukabumi saya juga ke daerah daerah lain selain di Jawa Barat juga Jateng, Jatim hingga nyeberang ke Bali dan Lampung; naik travel. Ini jadi pemicu utama, setiap saya ke lokasi yang jauh untuk Bangun Relasi sekalian semua hal saya kumpulkan; menyelesaikan masalah beberapa Relasi sekaligus...inilah tantangan utamanya; dengan naik travel. Tiba di Surabaya, misalnya, ketemu Relasi cuma 3 jam, lanjut ke Malang dan Sidoarjo... Besok agendanya akan follow up atau develop Relasi relasi lainnya....di tempat yang lebih jauh lagi..
Terbayang
ya bagaimana perjuangan saya sampai akhirnya dari penghasilan bisnis
yang didapat bisa beli mobil bagus.... Pelajaran yang bisa saya petik
dari sini, Sukses bukan EXCUSE!
EXCUSE
: Alasan untuk tidak melakukan.
SUCCESS
: Alasan untuk melakukan.
Mungkin
pertanyaan anda, kenapa saya begitu kerasnya bahkan setengahnya
memaksakan diri melakukan Bangun Relasi? Jawabnya: ada sejarahnya. Berikut ini.....
Sewaktu
Coach masih intens membimbing saya (sebelum beliau 'menghilangkan' diri...) , sempat beberapa bulan saya
perhatikan beliau tidak lagi menambah knowledge and information
mengenai Uni-G. Beliau hubungi saya, telpon saya, tetapi cuma
menanyakan keadaan kesehatan saya tapi tidak 'kesehatan bisnis'
saya... Awalnya ini saya biarkan, pura pura ikut bego mengenai hal
ini...cuek. Tapi lama lama saya yang jadi gerah, ilmu tidak
nambah...jadi makin tolol. Akhirnya waktu chat berikutnya saya yang
inisiatif lebih dulu menceritakan kemajuan bisnis saya. Tapi...apa
reaksi Coach? Dia cuma jawab satu kata “Oke” dan menutup
pembicaraan; bukan hanya sekali, tapi berkali kali saya laporkan
bisnis, komentarnya cuma itu.
Akhirnya
saya jadi gregetan dan tanya kenapa. Di luar yang saya pikirkan,
Coach menjelaskan,”Kan apa yang Dianty ceritakan sejauh ini hanya
prosesnya saja. Betul kan? Maaf, saya tidak terlalu tertarik laporan
mengenai itu”. Jawaban Coach ini tentu mengagetkan seakan akan menampar saya dan sekaligus
mengingatkan saya lagi, bahwa di dunia ini selalu bekerja aliran
Input> Process > Output; harus ada unsur INPUT. Saya selalu dan selalu saja tidak bisa
multi focus. Sesuai falsafah Tao Te Ching...ada Symmetry, balance,
flow...
Segeralah
saya minta maaf dan perbaiki, lengkapi aliran tersebut, agar terjadi
flow...SOPnya> 3-5 Relasi setiap hari; 20-30 Relasi per minggu; 90-100 Relasi setiap bulannya hingga mencapai 1000 lebih Relasi dalam 12 bulan!
Pelajaran buat saya : Bersyukur dengan keadaan yang sekarang dan berjuang untuk keadaan yang lebih baik lagi. Jangan selalu jadikan keadaan sekitar jadi kambing hitam kita untuk membenarkan aktivitas kita, tapi jadikan pemicu dan pemacu untuk kita tetap berjuang. I Love You, Coach!
(Lucas Rumbiak menceritakan dari Dianty)
Pelajaran buat saya : Bersyukur dengan keadaan yang sekarang dan berjuang untuk keadaan yang lebih baik lagi. Jangan selalu jadikan keadaan sekitar jadi kambing hitam kita untuk membenarkan aktivitas kita, tapi jadikan pemicu dan pemacu untuk kita tetap berjuang. I Love You, Coach!
(Lucas Rumbiak menceritakan dari Dianty)

No comments:
Post a Comment