Sunday, February 10, 2019

Cindra Success Story Bagian 1


Cindra Rusni
Oct 19, 2015


Orang hidup pasti melewati banyak masalah, namun Tuhan ijinkan semua itu untuk kita mengalaminya agar kita makin kuat dan sabar ke depannya. Orang yang bertahan dan tidak menyerah dalam hadapi masalah sesulit apapun, dialah pemenang dari ujian kehidupan ini.

Saya mau berbagi perjalanan bisnis saya mulai dari awal bergabung di bulanAgustus 2010 di komunitas MGM. Bukan bermaksud sombong, cuma mau kasih semangat ke teman-teman semua anggota PVC.  Saya bisa sampai di level sekarang ini (Silver RB) bukan berarti saya tidak pernah mengalami stagnasi/turun level/ kesundul downline (broken chain) sebelumnya. Bahkan pada bulan Juli 2012 atau setelah 3 tahun saya terjatuh ke level terbawah karena 4 (baca lagi: empat) dari 6 kaki andalan saya  yang sudah di peringkat 1st Leader 3 orang dan 1 orang posisi 2nd Leader  pergi dengan begitu saja berikut seluruh anggota grupnya! Itu ibarat sebuah perusahaan kehilangan manager managernya, kaki kaki terkuat saya, sedang kaki lain boleh dibilang belum kelihatan sama sekali, menjadi 15 Planners-pun belum! Hasil kerja saya berupa Cash Back sengaja tidak saya cairkan di bulan tersebut karena saya tahu bakal terima hanya berapa ribu rupiah saja, yang sebelumnya sudah mulai terima diatas sepuluh juta rupiah. Sedih, down, marah, kecewa, takut dan sebagainya. Saya kembali merenungkan impian saya gabung ke komunitas ini, bahkan sempat meragukan bekerja tidaknya Sistem Matrix 4x4  andalan MGM-G.

Upline saya – Ida Ayu Anggraenny (Reny) yang berusaha menyelamatkan saya. Meski ia tinggal ribuan km dari kota tempat saya tinggal, Palembang, sedangkan ia tinggal di Denpasar, Bali. Apa yang Reny (usianya lebih muda 20 tahunan daripada saya) coba bangkitkan dalam diri saya cukuplah satu hal – Dream. Ya, hanya impian terbesar akan keluarga saya yang membuat saya kembali berjuang di sini. Keduanya ia mengingatkan saya pada The Mighty Upline – Allah. Saya percaya ada rencana Tuhan yang indah di balik semua ini. RancanganNya bukan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang mendatangkan kebaikan untuk kita semua. Benarlah apa yang selalu digaungkan di komunitas saya ini, bahwa Your Upline is Your Lifeline; meskipun istilah ini kami kutip dari motto rekan rekan kami di Unisyn: Your Coach line is Your Life Line.

Saya fokus ke bisnis ini karena kondisi keuangan keluarga sedang krisis, terancam tidak punya rumah karena rumah mertua yang saya dan suami tempati akan dijual untuk bayar hutang bank. Kami benar-benar kepepet waktu itu. Usaha suami saya sepi, hutang menumpuk, bingung bagaimana mau membiayakan  kedua anak saya. Mau lamar kerja kantoran di luar usaha suami pun sulit. Selain status saya sudah menikah dan punya anak, lowongan kerja langka dan kalaupun kerja gaji cuma umr saja tidaklah cukup untuk biaya kebutuhan tiap bulan sekarang sekarang ini yang makin meningkat. Mau buka usaha lain juga butuh modal sangat besar, tidak seperti di bisnis Network Building ini. Tak ada cara lain kecuali fokus bangun kembali bisnis saya hampir dari nol. Sakit sekali rasanya. Kalau diingat ingat lagi peristiwa itu saya setengahnya tidak percaya bagaimana bisa sampai hatinya, teganya keempat orang dalam empat kaki saya yang menyandang para Core Leaders itu hengkang dari grup saya pindah ke prusahan mlm. Kalaupun hanya mereka saja yang cabut, masih okelah, tetapi mereka pergi “bedol”(pinjam istilah bu Linda) sekalian dengan anggota anggota dalam grupnya. Ini ibarat kita mencabut sebatang pohon berikut akar akarnya!

Renny berhasil menekan kembali “Panic Mode Button” saya. Anak itu memang luar biasa. Masih muda tetapi piawai dalam People Skills, maklum ia banyak membaca buku buku wajib MGM seperti “Skill with People” karya Les Giblin. Saya putuskan bangkit dan mencurahkan daya dan dana berinvestasi di Network Business ini.  Pagi hingga sore saya bantu bisnis suami jual kain songket di pasar. Di sela sela waktu jaga toko, saya lakukan cyber prospecting, cyber presentation dan cyber Follow Up dari laptop. Metode cyber ini terbilang baru di kalangan komunitas kami MGM dan lucunya metode ini yang perkenalkan adalah seorang siswi senior Unisyn bernama Susi Rusanti. Pulang setelah tutup toko saya pantang langsung pulang ke rumah. Saya keliling kota pempek ini untuk prospecting dan presentasi sekitar waktu 3-4jam/hari. Jam 10 malam s/d 1 pagi setelah anak dan suami saya tidur, tenaga masih saya gunakan untuk mengolah Contact List. Capek tentunyacapek akibat seharian bantu usaha suami. Rasa mengantuk ingin segera tidur, itu sudah pasti, tapi saya bela kurang tidur demi kejar Dream. Poster poster dream mengelilingi tembok kamar kerja. Tidak lupa beberapa tempelan kertas kuning Post It yang berisikan Dream Card.

No comments:

Post a Comment