Penulis: Tony Hartono
Selesai
Pak Wiwiek atau yang biasa dipanggil Bung Komik membawakan
seminarnya, saya dan beberapa teman MGM bergegas mengejar beliau
untuk mewawancarai. Tetapi sayang beliau sudah terlanjur dijemput
oleh relasi lama beliau, pemimpin Grup
Modern. 

“Sepertinya
profesi dokter adalah sebuah profesi deskriminatif” kata
nara sumber kami kali ini, dr Milus.
“Sebab,”
lanjutnya, “orang
yang bodoh seperti
yang dicontohkan sobat saya mas Wiwiek, sangat sulit bisa
jadi dokter. Yang boleh jadi dokter adalah yang pintar, cerdas dan
berotak encer. Bukan meremehkan orang-orang yang bodoh, karena
saya juga dokter. Namun, saya yang bodoh, berpendapat
bahwa memang benar seorang dokter adalah harus seseorang yang pintar,
cerdas dan berotak encer dan
sayangnya semua
negara di dunia ini memiliki standar yang mirip soal profesi
kedokteran. Bahwa calon seorang mahasiswa kedokteran haruslah pintar,
cerdas dan berotak encer. Nah,
kriteria itu juga yang sama diterapkan oleh perguruan yang membawa
saya sukses, Unisyn, malah ditambah lagi, harus punya beberapa faktor
lagi: bermental
baja. Unisyn
menseleksi
calon
murid secara
super ketat dan
saat
mulai
kami jadi
taruna
Unisyn atau Cadet, kami dididik
berbagai disiplin ilmu dengan sangat keras yang akan membutuhkan
fisik dan mental yang kuat. Dididik keras dan disiplin”.
Di
Jerman, negara setelah sekian puluh tahun dr Milus hidup disana,
pendidikan calon dokter sampai selesai menjadi dokter, 100 % dibiayai
oleh negara. Tapi, seleksi masuknya juga luar biasa ketat, persis
sama dengan gayanya perguruan kami, The Universal Synergy. Agar
sesuatu yang diberikan gratis itu kemudiannya tidak dipandang sebelah
mata.

Pak
dokter menuturkan, murid wajib menyesuaikan diri karena gemblengan
dan fisik yang kuat. Cuaca dingin tak lagi jadi halangan. Sebab
agenda AW (Away Weekend) tentu jauh berbeda dibanding yang dilakukan
teman teman di tanah air, yang tak jauh dari sekedar suhu dingin. AW
disini ada acara jogging dan sprint; misalnya menuju bukit Zugspitze
dengan ketinggian diatas 2000 m. Ternyata coach Susi sering kali
mendahului saya dalam berlari, membuktikan kemampuannya yang tinggi.
Bukan cuma di pegunungan, contohnya di kota saja, di Jerman ini di
Munich
tercatat
lebih dari 200 orang yang tergelincir di permukaan air yang
mengkristal. Licinnya jalanan, membuat kita harus ekstra hati-hati
dan pandai memilih sepatu. Sepatu yang bagus untuk musim dingin
sekaligus stylish juga tak
karuan harganya dan
berat
dibawa
kemana-mana.
Belum
lagi ada istilah kami dari Unsiyn yang dipakai untuk para siswa yang
bermukim di negara negara dingin, istilah “burning inside out,
freezing outside in” diplesetkan dengan keadaan di sini dimana mana
memang terasa hangat kerena adanya alat
menghangat
ruangan.
Nah,
kalau
di luar dinginnya minta ampun, begitu masuk ke dalam, memang
enak hangat, tapi,
karena
musim
dingin kita kemana-mana harus
pakai
baju rangkap-rangkap plus jaket tebal lengkap dengan aksesoris syal,
kupluk, dsb yang bikin hangat,
nah kalau masuk mall …., dijamin kepanasan dan
coach, apalagi coach Susi yang dikenal hobby iseng, tetap perintahkan
baju dengan ketebalan lengkap dipakai...Ampun deh. Alasan dia simple:
Kalau
dicopot bawanya berat” jadi
itu alasan dia agar tetap dipakai, biar
keringatan.
Ahhh…
Setelah
Square 5 ke atas, setelah capai Financial Independent, kami ada sesi
latihan menembak. Nah, disini ada juga
aturan yang cukup unik; yaitu
keharusan mencari selongsong peluru setelah latihan menembak. Nah,
kalau
mencari
selongsong di salju mungkin mudah karena meninggalkan lubang. Tetapi
berbeda jika berlatihnya
sedang
di gedung-gedung. Masalahnya, sebelum semua selongsong ditemukan
latihan
tidak dianggap selesai dan murid tak
boleh pulang. Saya
pernah usaha
pencarian ini baru selesai lewat tengah malam. Itulah
perguruan saya – Unisyn.
Hal yang menarik dari wawancara singkat dengan sang dokter ini seperti halnya wawancara dengan murid murid Unisyn lainnya; ternyata pukul rata murid Unisyn melek teknologi, terutama teknologi masa kini. Dokter Milus menyatakan ada urutan produk-produk yang berlarut atau mendadak hilang akibat digitalisasi, contohnya golf; department store hingga kartu kredit. “Sebab preferensi orang berubah begitu drastis sehingga produk dan layanan tersebut menjadi tidak relevan lagi, alias punah ditelan zaman”.
Hal yang menarik dari wawancara singkat dengan sang dokter ini seperti halnya wawancara dengan murid murid Unisyn lainnya; ternyata pukul rata murid Unisyn melek teknologi, terutama teknologi masa kini. Dokter Milus menyatakan ada urutan produk-produk yang berlarut atau mendadak hilang akibat digitalisasi, contohnya golf; department store hingga kartu kredit. “Sebab preferensi orang berubah begitu drastis sehingga produk dan layanan tersebut menjadi tidak relevan lagi, alias punah ditelan zaman”.
Milus
menambahkan, contohnya
golf. Lihat
saja turnamen turnamen golf sepuluh
tahun terakhir di
ajang-ajang
bergengsi turun drastis setelah mencapai puncaknya di tahun 2015.
Tahun lalu bahkan turun drastis 75%. Porsi kalangan milenial yang
menekuni olahraga ini juga sangat kecil hanya 5%.
Olahraga elit ini
memang digemari kalangan Baby Boomers dan Gen-X, namun tidak demikian
halnya dengan milenial.
Semakin
surut populasi Baby Boomers dan Gen-X, maka semakin tidak populer
pula olahraga yang lahir sejak abad 15 ini. Bisa
jadi suatu saat akan punah.”
Pak
dokter kemudian menambahkan bahwa yang
sudah kejadian sekarang adalah departement store.
Kita
akan
menyaksikan
departement store di seluruh dunia pelan tapi pasti mulai
berguguran.
Inilah
'Disruption' pergeseran
perilaku dan preferensi. Perilaku
berbelanja
via online. Generasi
sekarang tak
lagi heboh berbelanja barang melainkan
berbelanja
pengalaman atau
experience
dengan
kombinasi leisure.
Orang
ke
mal bukan untuk berbelanja barang, tapi cuci mata, hang
outs dan
dine-out. Saya
tidak kaget terakhir ketemu the Chef beliau ada mengatakan sedang
merubah konsep bisnis Infinity menjadi Learning anywhere seperti
judul lagunya Nena: Irgendwie
irgendwo irgendwann. Namun
sayangnya para Ifers (Infinity) yang tak peka akan terobosan ini...
Sekarang ini bahkan bisnis properti
beberapa tahun terakhir seperti diam di tempat.
Lalu
orang berharap
ini hanya siklus “bullish-bearish” ….sok
yakin yang
nanti akan naik dengan sendirinya. Nicht
so! Ini adalah
kondisi “bearish berkelanjutan” akibat
pergeseran
perilaku dan preferensi alias
'shifting' termasuk pola bekerja
rutin tiap hari masuk kantor dari jam 8 pagi sampai 5 sore...sukar
diterima di masa sekarang dimana makin dituntut fleksibilitas
dalam bekerja. Bekerja sebagaimana
sekolah atau kuliah bisa di
manapun dan kapanpun asal kinerja yang dikehendaki tetap tercapai.
Makanya
sekarang muncul istilah “remote
working” dan
padahal konsep remote control seperti ini sudah lama diperkenalkan
oleh perguruan Unisyn sebagai salah satu syarat wajib ada jika kita
ingin mencapai apa yang dinamakan 'passive income'. Masyarakat selalu
mengasosiasikan Passive Income dengan multi level marketing. Padahal
itu sesuatu yang berbeda bagai langit dan bumi!
Pak
Milus lebih lanjut mengutarakan beberapa prediksi
dalam
waktu dekat, antara lain
bengkel
perbaikan kendaraan akan hilang.
Karena
mesin
yang menggunakan bensin memiliki 20.000 bagian segera
digantikan mesin yang
menggunakan listrik, yang
hanya
memiliki 20 bagian.
Mobil listrik dijual dengan garansi seumur
hidup dan hanya diperbaiki oleh dealer. Hanya perlu waktu 10 menit
untuk mencopot dan mengganti motor yang menggunakan listrik.
Mesin
listrik
tidak diperbaiki di dealer tetapi akan dikirim ke bengkel perbaikan
regional yang akan memperbaikinya menggunakan robot.
Mesin
listrik
yang gagal fungsi akan ditunjukkan oleh lampu yang menyala, lalu kita
pergi
ke tempat yang menyerupai mesin cuci mobil, dan mobil kita
akan
ditarik sementara kita
minum kopi; mesin mobil
kita
diganti
dengan yang baru.
Konsep
ini sebenarnya sudah digagas Adolph Hitler waktu Perang Dunia 2
dimana isstruksinya tidak boleh ada mobil VW yang mogok dijalan.
Volkswagen yang mogok tinggal hubungi kantor VW dan petugas perbaikan
akan mendatangi VW yang mogok, menggantinya dengan mesin baru. Dari
itu mobil VW kodok terkenal dengan mesinnya yang sangat sederhana.
sejauh
ini sekitar
1,2 juta orang meninggal karena kecelakaan tiap tahun, termasuk yang
disebabkan mengendarai sambil mabuk.
Akan
datang orang tidak
ingin memiliki mobil lagi karena cukup
memanggil
mobil dengan telepon, mobil itu akan muncul di lokasi dan
mengantarkan ke tempat tujuan.
Tidak perlu bingung memarkir mobil
itu, anda hanya akan membayar jarak tempuh dan anda dapat tetap
produktif selama berkendara. Nantinya
tak perlu punya
sim karena
tak
pernah punya
mobil.
Hal itu akan mengubah kota-kota kita, karena kita hanya perlu mobil
90-95% lebih sedikit. Lahan
lahan
parkir
bakal
diubah jadi
taman-taman kota. Sekarang kita memiliki satu kecelakaan tiap 60.000
mil; dengan kendaraan tanpa supir angka itu akan turun menjadi 1
kecelakaan tiap 6 juta mil. Ini akan menyelamatkan jutaan nyawa tiap
tahunnya.
Kebanyakan perusahaan mobil tak diragukan lagi akan
menjadi bangkrut.
Dampak
selanjutnya perusahaan
asuransi akan mengalami kesulitan masif; tanpa kecelakaan, biaya akan
menjadi lebih murah. Model bisnis asuransi mobil akan hilang.
Real
estate akan berubah. Jika orang bisa bekerja pulang-pergi, mereka
akan tinggal di tempat yang jauh untuk hidup di lingkungan yang lebih
terjangkau dan lebih menyenangkan.
Kota
menjadi tidak berisik karena semua mobil baru akan menggunakan
listrik.
Dengan
bakal berlimpahnya mobil listrik, kebanyakan pabrik kendaraan akan
mengalokasikan
uangnya untuk mulai membangun pabrik yang hanya membuat mobil listrik
dan
berakibat Industri
batu bara akan hilang.
Juga
akhirnya perusahaan
minyak dan gas akan hilang. Pengeboran minyak akan hilang. Ucapkan
selamat tinggal kepada OPEC.
Rumah rumah
akan
menghasilkan dan menyimpan energi listrik pada siang hari dan akan
menggunakan serta menjualnya listriknya. Bayi sekarang hanya akan
melihat mobil pribadi di musium. Masa depan mendekati kita lebih
cepat daripada yang bisa kita tangani.
Dengan
perkembangan teknologi yang eksponensial, barang yang semula
mengecewakan menjadi super dan menjadi mainstream hanya dalam waktu
yang singkat.
Dari
itu kenapa Unisyn meletakkan artificial intelligence disamping
Blockchain sebagai Rückgrat atau backbone. Sebab segalanya berubah
jauh
lebih cepat. Dulu....dan
dulu itu belum lama, waktu awal saya belajar di Unisyn kerap
digaungkan motto “Leaders are readers”. Jetzt? Lupakan
buku 'Kejutan Masa Depan' karena
Unisyn tidak lagi mengharuskan murid muridnya menjadi kutu buku,
melainkan 'kutu youtube' dan haus informasi dari berbagai sumber info
lainnya selain buku...Disamping konsep Zero-sen, Unisyn juga
menerapkan konsep 'Bookless'. Kata pelatih besar saya, der
Küchenchef atau the Chef “Itulah zaman”. Coba saja kita tanyakan
pada hotel Hilton apakah dulu mereka mengira Airbnb
bakal
menjadi perusahaan
hotel terbesar di dunia? walaupun mereka tidak memiliki properti
apapun.....??
Di
Jerman pengacara
muda sudah tidak memiliki pekerjaan.
Berkat Watson IBM, anda bisa
memperoleh nasehat hukum dalam hitungan detik. Saat
ini untuk hal-hal dasar dengan akurasi 90% dibandingkan 70% akurasi
yang dilakukan manusia.
Jadi jika anda belajar hukum, berhentilah
segera. Kebutuhan pengacara akan berkurang 90%, hanya spesialis serba
tahu yang masih akan tetap bertahan.
Bahkan
IBM Watson
telah membantu perawat dalam mendiagnosa kanker 4 kali lebih akurat
dibandingkan perawat manusia.
Demikianlah wawancara singkat kami
dengan salah satu murid Unisyn yang sudah mencapai EF, dr Milus
Nyunting
No comments:
Post a Comment